Integrasi pajak dalam pembelajaran di kurikulum nasional merupakan strategi efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kewajiban sebagai warga negara. Di tengah dinamika pembangunan dan kebutuhan pembiayaan negara yang terus meningkat, edukasi perpajakan sejak dini menjadi krusial. Tujuannya adalah menciptakan generasi yang tidak hanya patuh secara hukum, tetapi juga sadar akan kontribusi fiskal mereka terhadap kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Saat ini, tingkat pemahaman masyarakat mengenai sistem perpajakan masih tergolong rendah. Banyak individu yang merasa asing dengan istilah-istilah pajak, tujuan pemungutannya, hingga proses pelaporan yang benar. Kondisi ini seringkali berujung pada ketidakpatuhan atau kesalahan dalam pemenuhan kewajiban pajak, yang pada akhirnya merugikan penerimaan negara. Berdasarkan data Kementerian Keuangan per Maret 2025, tingkat kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi di Indonesia masih memerlukan peningkatan signifikan, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya literasi.
Maka dari itu, memasukkan pajak dalam pembelajaran di sekolah menjadi solusi jangka panjang yang prospektif. Pendekatan ini tidak sekadar menghafal definisi, melainkan menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan dan tanggung jawab fiskal. Misalnya, materi tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat diajarkan melalui contoh belanja sehari-hari, atau Pajak Penghasilan (PPh) dikaitkan dengan simulasi penghitungan gaji sederhana di mata pelajaran ekonomi atau matematika. Contoh sukses dapat dilihat dari Finlandia, di mana konsep kewarganegaraan aktif, termasuk peran pajak, diintegrasikan secara holistik dalam berbagai mata pelajaran sejak sekolah dasar.
Inisiatif untuk memasukkan pajak dalam pembelajaran di Indonesia telah didorong oleh berbagai pihak. Pada rapat koordinasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 5 April 2025, disepakati bahwa akan ada pilot project di beberapa provinsi untuk menguji modul-modul edukasi pajak yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Targetnya, materi ini tidak hanya disampaikan melalui ceramah, tetapi juga melalui proyek kelompok, diskusi interaktif, dan penggunaan media digital yang menarik bagi siswa.
Dengan strategi pajak dalam pembelajaran ini, diharapkan akan terbentuk kesadaran fiskal yang kuat sejak usia muda. Siswa tidak hanya akan memahami apa itu pajak, tetapi juga mengapa pajak itu penting, bagaimana dampaknya terhadap fasilitas umum yang mereka nikmati, dan bagaimana peran mereka sebagai warga negara yang baik dalam berkontribusi pada pembangunan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masyarakat yang lebih bertanggung jawab dan pada akhirnya, memperkuat pondasi ekonomi negara.