Optimalisasi Kurikulum Vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kini tak hanya berfokus pada penyiapan tenaga kerja siap pakai, melainkan juga didesain secara khusus untuk mengembangkan jiwa wirausaha di kalangan siswa. Ini adalah langkah strategis untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada kemandirian ekonomi bangsa. Pendekatan ini merupakan respons terhadap dinamika pasar yang membutuhkan individu adaptif dan inovatif.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti yang diumumkan pada konferensi pers 15 Juli 2025 di Jakarta, terus mendorong penguatan aspek kewirausahaan dalam pendidikan vokasi. Program inkubator bisnis, pelatihan soft skills seperti kepemimpinan dan manajemen risiko, serta praktik langsung dalam mengelola usaha mikro, menjadi bagian integral dari Kurikulum Vokasi. Sebagai contoh, pada 20 Juni 2025, SMK Negeri 7 Surabaya meluncurkan program “Start-up Challenge” yang diikuti oleh 100 siswa, di mana mereka ditantang untuk mengembangkan ide bisnis inovatif dan mempresentasikannya kepada investor lokal. Hasilnya, tiga tim terbaik mendapatkan pendanaan awal sebesar Rp10 juta per tim untuk merealisasikan ide bisnis mereka.
Kolaborasi dengan pelaku usaha dan UMKM juga diperkuat untuk memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Banyak SMK kini memiliki unit produksi atau teaching factory yang memungkinkan siswa belajar sambil berbisnis. Di SMK Wikrama Bogor, pada tanggal 8 Agustus 2025, teaching factory mereka berhasil mencatat omset Rp25 juta dari penjualan produk olahan pangan yang sepenuhnya dikelola oleh siswa jurusan Tata Boga. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan bimbingan yang tepat, siswa mampu mengaplikasikan teori kewirausahaan menjadi praktik nyata. Ini adalah bukti konkret bagaimana Kurikulum Vokasi membentuk mental wirausaha.
Selain itu, program magang wirausaha juga menjadi pilihan bagi siswa yang tertarik untuk mendirikan bisnis sendiri. Mereka ditempatkan di bawah bimbingan mentor dari pelaku usaha sukses untuk belajar seluk-beluk manajemen, pemasaran, dan operasional bisnis. Pada 30 September 2025, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa 50 lulusan SMK telah berhasil mendirikan usaha baru setelah mengikuti program magang wirausaha. Transformasi Kurikulum Vokasi ini menjadi investasi jangka panjang dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang kuat, melahirkan generasi muda yang tak hanya cakap di bidangnya, tetapi juga berani mengambil risiko dan menciptakan peluang.