Daftar Negara Kurang Ramah Turis: Indonesia Posisi Keempat

Sebuah studi terbaru yang dirilis oleh Remitly telah mengejutkan banyak pihak, terutama di sektor pariwisata. Penelitian ini merilis Daftar Negara Kurang Ramah turis di dunia, dan secara mengejutkan, Indonesia menempati posisi keempat. Hasil ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk segera berbenah.

Studi Remitly menganalisis data pencarian Google dari wisatawan di 160 negara, mencari frasa seperti “travel to [nama negara]” dan “visiting [nama negara]” yang dikombinasikan dengan sentimen negatif seperti “is it safe to travel to…” atau “is [nama negara] dangerous for tourists”. Inilah yang mendasari Daftar Negara Kurang Ramah.

Posisi Indonesia di peringkat keempat dalam Daftar Negara Kurang Ramah ini tentu memprihatinkan. Dengan potensi pariwisata yang sangat besar, predikat ini dapat berdampak negatif pada citra dan kunjungan wisatawan. Ini menjadi peringatan serius untuk segera meningkatkan keramahan dan keamanan bagi pelancong.

Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada persepsi “kurang ramah” ini bisa beragam. Beberapa di antaranya mungkin terkait dengan isu keamanan (seperti kejahatan kecil atau penipuan), masalah infrastruktur, hingga pengalaman negatif wisatawan terkait pelayanan atau komunikasi.

Meskipun secara umum masyarakat Indonesia dikenal ramah dan murah senyum, hasil studi ini menunjukkan adanya celah yang perlu diperbaiki. Persepsi wisatawan terbentuk dari pengalaman secara keseluruhan, termasuk interaksi dengan penduduk lokal, petugas, hingga fasilitas umum.

Studi ini menempatkan Prancis di posisi pertama dalam Daftar Negara Kurang Ramah turis, disusul oleh Amerika Serikat di posisi kedua, dan Jerman di posisi ketiga. Keberadaan negara-negara maju di daftar ini menunjukkan bahwa masalah keramahan turis bukan hanya isu negara berkembang.

Bagi Indonesia, hasil ini harus dijadikan momentum untuk introspeksi. Berbagai upaya perbaikan perlu dilakukan, mulai dari peningkatan keamanan, perbaikan infrastruktur pariwisata, peningkatan kualitas layanan, hingga edukasi masyarakat tentang pentingnya keramahan terhadap wisatawan.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi pariwisata, pelaku usaha, dan komunitas lokal. Kampanye “Indonesia Ramah Turis” dapat digalakkan untuk mengubah persepsi dan meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan.