Pemahaman tentang makanan seringkali terbatas pada kenikmatan rasa atau sekadar pengisi perut. Padahal, gizi memiliki peran fundamental dalam kesehatan dan tumbuh kembang. Oleh karena itu, urgensi untuk mengintegrasikan Kurikulum Gizi Seimbang menjadi sangat krusial, terutama yang disampaikan kepada keluarga melalui jalur sekolah. Pada tahun 2025, inisiatif ini bukan lagi sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis untuk mengatasi berbagai masalah gizi dan membangun generasi yang lebih sehat.
Sekolah memiliki posisi unik sebagai titik sentral di masyarakat yang dapat menjangkau anak-anak dan, secara tidak langsung, juga orang tua mereka. Dengan adanya Kurikulum Gizi Seimbang yang terstruktur, siswa akan dibekali pengetahuan komprehensif tentang pentingnya nutrisi, jenis-jenis makanan, porsi yang tepat, dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah pilot project yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan Pendidikan pada semester genap tahun ajaran 2024/2025 di 20 sekolah menengah menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang gizi seimbang meningkat rata-rata 35% setelah mengikuti program kurikulum ini.
Integrasi Kurikulum Gizi Seimbang ini juga berfungsi untuk mengoreksi berbagai mitos dan informasi keliru seputar gizi yang masih banyak beredar di masyarakat. Sebagai contoh, konsep “4 Sehat 5 Sempurna” yang sudah tidak relevan masih sering dianut, padahal pedoman Gizi Seimbang terbaru jauh lebih detail dan relevan. Melalui anak-anak, informasi yang akurat dan berbasis ilmiah ini dapat sampai ke rumah tangga, memicu diskusi dan perubahan kebiasaan makan di tingkat keluarga, yang seringkali menjadi tantangan terbesar.
Selain pengajaran di kelas, implementasi kurikulum ini harus didukung dengan praktik nyata. Misalnya, melalui kegiatan praktik penyusunan menu sehat, kunjungan edukatif ke pasar tradisional untuk mengenal bahan pangan lokal, atau bahkan pengembangan kebun sekolah yang menanam sayuran dan buah-buahan. Pendekatan holistik ini akan membuat pengetahuan gizi lebih mudah dipahami dan diterapkan. Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia per Mei 2025, lingkungan sekolah yang mendukung edukasi gizi juga berkorelasi positif dengan penurunan angka konsumsi makanan cepat saji di kalangan siswa.
Maka dari itu, pengembangan dan implementasi Kurikulum Gizi Seimbang yang efektif melalui jalur sekolah adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif berlipat ganda. Ini akan membantu menciptakan keluarga-keluarga yang lebih sadar gizi, sehat, dan pada akhirnya, berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan kesehatan bangsa di masa depan.